Rekam Perjalananmu dengan Tulisan




Menulis sebuah keterampilan yang tidak bisa dipelajari cukup dengan setahun atau dua tahun saja tapi membutuhkan waktu yang panjang bahkan sampai akhir hayat. Namun, adakalanya dalam proses menulis itu kita pasti akan menemui kebuntuan, kehilangan ide dan juga bisa jadi semangat menulisnya melemah. Itu hal yang biasa manusiawi. Lalu apa sih solusinya? 



Maka dari itu, pentingnya kita ikut komunitas yang sesuai dengan bakat atau keterampilan yang sedang kita tekuni. Tujuannya, agar semangat kita untuk terus menulis selalu  terjaga dengan sering bertemu dan berdiskusi sama kawan-kawan yang se-frekuensi. 


Seperti halnya hari ini Ahad, 12 Juni 2022. Alhamdulillah saya bisa berkesempatan hadir dicara diskusi kepenulisan yang dilaksanakan oleh Forum Lingkar Pena Prabumulih kolaborasi dengan Dompet Dhuafa KUL Prabumulih. Luar biasanya lagi pemateri diskusi kepenulisan ini adalah Mbak Azzura Dayana, penulis kelahiran Palembang dengan 13 novel solo serta peraih sederet penghargaan tingkat nasional. 


Ini adalah kesempatan yang sangat langka Mbak Yana bisa ke Prabumulih sebab pernah beberapa kali menjadwalkan beliau ngisi materi di Prabumulih namun terbentur ketidakcocokan jadwal. Namun, kali ini kebetulan Mbak Yana lagi ada kegiatan di Prabumulih dan bisa menyempatkan untuk berdiskusi kepenulisan.




 

Dalam diskusi tersebut Mbak Azzura Dayana menceritakan tentang pengalaman dan perjalanan menulisnya sehingga bisa menghasilkan karya 13 novel solo, puluhan buku kumpulan cerpen sederet prestasi hingga penghargaan kepenulisan tingkat nasional.


Selain itu, beliau juga memberikan motivasi-motivasi seputar kepenulisan kepada peserta yang rata-rata masih usia pelajar terdiri dari pengurus dan calon anggota FLP Prabumulih serta adik-adik penerima beasiswa GenZakat Dompet Dhuafa KUL Prabumulih. 


Dalam diskusi tersebut Mbak Yana memberi tips agar kita mulai terbiasa menulis yaitu mulailah menulis dari yang ada di sekitar kita sebagai sumber inspirasi menulis, mulailah menulis dengan Tulisan-tulisan ringan dan singkat terlebih dahulu seperti merutinkan nulis di  takarir (caption) di Instagram kita. 





Kemudian dari Tulisan-tulisan singkat itu bisa kita tingkatkan atau kembangkan untuk menulis yang lebih panjang lagi di blog pribadi dan di media-media lain. Untuk menulis cerita fiksi kita bisa memulai dari menulis cerita pendek terlebih dahulu. Tak hanya itu, mbak Yana juga mengajak peserta untuk merekam setiap perjalanan kita dalam bentuk tulisan. 


Sebab lewat sebuah perjalanan kita bisa mendapatkan banyak sumber inspirasi-inspirasi untuk menulis, mulai dari tempat yang kita kunjungi, peristiwa-peristiwa yang kita alami, serta orang-orang yang kita temui. Hal itu sayang sekali untuk kita lewatkan menjadi sebuah karya tulis dan tentunya bisa kita baca kembali dikemudian hari. 


diskusi berdurasi 90 menit itu, saya banyak belajar serta termotivasi lagi untuk membuka kembali sederet  tulisan-tulisan yang terbengkalai atau perjalanan-perjalanan yang dulu sempat saya lakukan tapi belum saya rekam menjadi tulisan. Yah, itulah poin penting seperti yang saya jelaskan diawal betapa pentingnya kita ikut komunitas dan terlibat diskusi-diskusi yang sesuai dengan minat dan bakat kita salah satunya menulis. 



LihatTutupKomentar

15 Komentar

Cancel

Terima kasih sudah baca postingan allamsyah.com, silakan tinggalkan komentar